Pendahuluan
·
Pengertian
Ilmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasar dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan alam yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta
sehingga terbentuklah konsep dan prinsip. Ilmu alamiah hanya mengkaji
konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang bersifat esensial. Ilmu alamiah
dasar merupakan disiplin ilmu yang dapat berubah sesuai kemajuan peradaban
manusia. Ilmu alamiah dasar merumuskan pemikiran yang selalu di landasi oleh
realisme, karena ilmu sains ini berbicara tentang metode-metode alamiah dan
gejala-gejala alamiah sehingga tidak dapat lepas dari realitas objek-objek
materi yang dapat dilihat oleh indera.
Sedangkan ilmu alamiah dasar menurut Abdulah Aly dan
eny rahma (2006: V) “ilmu Alamiah Dasar” merupakan kumpulan pengetahuan tentang
konsep-konsep dasar dalam bidang ilmu pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi.
· Perkembangan alam pikiran manusia
· Perkembangan alam pikiran manusia
Manusia sebagai makhluk berpikir diberi hasrat ingin
tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya, termasuk juga
ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untuk
menjelaskan gejala-gejala alam serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi
dan akhirnya manusia dapat mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan yang terkumpul
semakin banyak disebabkan oleh rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang.
·
Perbedaan
mitos, legenda, dan cerita rakyat
Mitos adalah cerita rakyat ditokohi oleh para dewa
atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (khayangan) dan dianggap
benar-benar terjadi oleh penganutnya. Mitos pada umumnya menceritakan tentang
terjadinya alam semesta, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan
sebagainya.
Legenda (bahasa latin: legere) adalah cerita prosa
rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang
benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai
“sejarah” kolektif (folk story). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka
kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda
dengan kisah aslinya.
Cerita rakyat adalah sebagian kekayaan budaya dan
sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan
tentang suatu suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh
yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang,
manusia maupun dewa. Fungsi cerita rakyat selain sebagai hiburan juga bisa
dijadikan suri tauladan terutama cerita rakyat yang mengandung pesan-pesan pendidikan
moral.
·
Bagaimana
cara manusia memperoleh pengetahuan?
Pengetahuan manusia dimulai dari rasa ingin tahu manusia itu sendiri. Rasa
ingin tahu ini sudah dimiliki manusia sejak kecil. Banyak cara untuk memuaskan
rasa ingin tahu manusia. Anak yang belum dapat bertanya senang mencoba-coba hal
yang tidak diketahuinya. Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua
pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah. Pendekatan non-ilmiah ada
beberapa pendekatan, yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemu dan coba-coba
dan pikiran kritis.
1. Akal sehat
Menurut conant yang dikutip kerlinger (1973, h. 3)
akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk
penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan
abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini
dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula
menyesatkan.
2. Intuisi
Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan
yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat
tanpa melaui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak
terdapat hal yang sistemik.
3. Prasangka
Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya
diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang
mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat
ini berubah menjadi sebuah prasangka.
4. Penemuan coba-coba
Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak
terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan
trial and error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah
pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama
5. Pikiran kritis
Pikiran kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah
mengenyam pendidikan formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh
orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena pendapat tersebut tidak
semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya hanya didapatkan
melalui pikiran yang logis.
6. Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pengetahuan yang didapatkan
melalui percobaan yang terstruktur dan dikontrol oleh data-data empiris. Percobaan
ini dibangun diatas teori-teori terdahulu sehingga ditemukan
pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan atas teori sebelumnya. Dan dapat
diuji kembali oleh siapa saja yang ingin memastikan kebenarannya.
Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat
terpuaskan hanya atas dasar pengamatan ataupun pengalaman. Untuk itulah manusia
mereka-reka sendiri jawaban atas keinginannya itu. Sebagai contoh: “mengapa
gunung meletus?”. Karena tidak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri
dengan jawaban: “yang berkuasa dari gunung itu sedang marah”> dengan
menggunakan jalan pemikiran yang sama muncullah anggapan adanya “yang kuasa”
didalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari, bulan, atau
adanya raksasa yang menelan bu;an pada saat gerhana bulan. Pengetahuan baru
yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut dengan mitos. Cerita yang berdasarkan atas
mitos disebut legenda.
Mitos timbul disebabkan antara lain karena
keterbatasan alat indera manusia, misalnya:
1. Alat penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga
tak tampak jelas oleh mata. Mata tidak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga
jika benda yang dilihat terlalu jauh, maka
tak mampu melihatnya.
2. Alat pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang
mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik. Getaran dibawah 30 atau
diatas 30.000 perdetik tak terdengar.
3. Alat penciuman dan pengecap
Baud an rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap
maupun diciumnya. Manusia hanya bisa membedakan 4 jenis rasa, yaitu rasa manis,
asin, asam dan pahit. Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal
oleh hidung kita bila konsentrasi diudara lebih dari persepuluh juta bagian. Melalui
bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain namun tidak
semua orang bisa melakukannya.
4. Alat perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas
atau dingin namun sangat relative sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat
observasi yang tepat.
Akibat dari keterbatasan alat indera kita mungkin
timbul salah informasi, salah tafsir dan salah pemikiran. Untuk meningkatkan
kecepatan dan ketepatan alat indera tersebut dapat juga dilatih untuk itu,
namun tetap sangat terbatas. Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat. Meskipun alat
yang diciptakan ini masih mengalami kesalahan. Pengulangan pengamatan dengan
berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu
dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena:
A. Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena
keterbatasan penginderaan baik langsung maupun dengan alat.
B. Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
C. Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Menurut Auguste comte (1798-1857),dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung tiga tahap:
1. Tahap teologi atau fiktif
2. Tahap filsafat atau metafisik atau abstrak
3. Tahap positif atau ilmiah riel
Mitos adalah pengetahuan yang diperoleh melalui
pengalaman dan pemikiran sederhana serta dikaitkan dengan kepercayaan akan
adnya kekuatan ghaib. Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat subyektif. Masyarakat dahulu dapat menerima mitos karena
keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan pemikirannya.sedangkan hasrat ingin
tahunya berkembang terus
Daftar Pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar