Penyebaran Makhluk
Hidup
Secara alamiah di alam ini terdapat beraneka ragam
jenis kehidupan. Kehidupan tersebut tersebar di berbagai lapisan biosfer,
seperti di permukaan bumi, di dalam tanah, air, dan udara. Masing-masing
kehidupan berbeda satu sama lain, bahkan makhluk hidup yang terdapat pada satu
lapisanpun masih terdiri atas bermacam jenis.
Ada dua faktor yang mempengaruhi Persebaran Flora dan
Fauna di permukaan bumi, yaitu :Faktor Abiotik dan Faktor Biotik yang termasuk
faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air,
tanah, dan ketinggian permukaan bumi, dan yang termasuk faktor non fisik
(biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
a) Faktor
Abiotik
v
Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan
suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan
setiap makhluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya
proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi
tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula
terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses
penyerbukan. iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis
tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.
v Keadaan
tanah
Perbedaaan jenis tanah, seperti pasir,
aluvial, dan kapur serta jumlah zat mineral yang terkandung dalam humus
mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada
daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar
serta kondisi air di dalam tanah. Di daerah tropis akan hidup berbagai jenis
tumbuhan, sedangkan di daerah gurun atau bersalju hanya akan hidup tumbuhan
tertentu. Tumbuhan kaktus salah satu tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan
kondisi iklim dan keadaan tanah di gurun pasir. Perbedaan jenis tanah
menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di
suatu wilayah. Contohnya: di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena
tanahnya yang kurang subur.
v Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi
pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang
diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah
hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan.
Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu
tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah.
Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di
wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman
tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah
hujannya. Contohnya: di daerah gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup,
contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis
banyak hutan lebat, pohonnya tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.
v Tinggi
Rendah Permukaan Bumi
Permukaan bumi terdiri dari berbagai macam
relief, seperti pegunungan, dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai.
Perbedaan tinggi-rendah permukaan bumi mengakibatkan variasi suhu udara.
Variasi suhu udara mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan. Hutan yang terdapat di
daerah pegunungan banyak dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Faktor ketinggian
permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut . Semakin
tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga
sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas.
Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan
persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis,
tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.
b) Faktor
Biotik (Makhluk Hidup)
Makhluk hidup seperti manusia, hewan dan
tumbuhan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam persebaran tumbuhan. Terutama
manusia dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dapat melakukan persebaran
tumbuhan dengan cepat dan mudah. Hutan kota merupakan jenis hutan yang lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor biotik, terutama manusia. Manusia juga mampu
mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau
perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap
kehidupan flora dan fauna di dunia ini.
Pembagian
Wilayah Berdasarkan Iklim
1. Daerah Tropik
Beriklim panas, matahari bersinar sepanjang tahun,
perubahan suhu antara Januari hingga Desember sangatlah sedikit, curah hujan
sangat tinggi. Terdapat ribuan spesies tumbuhan yang dapat membenntuk suatu
hutan tropik dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Pohon-pohonnya besar dan tinggi, dapat mencapai 20-40
m
Cabang pohon panjang dan banyak, membentuk naungan
pohon yang luas
Di dalam naungan pohon hidup tumbuhan yang menempel
(epifit) yang melakukan adaptasi dengan lingkungan kering karena hidup dari air
dan curah hujan yang dikandung cabang atau dahan tempat menempel
Tanah dibawah naungan hampir tidak pernah mendapatkan
sinar matahari. Hal ini menyebabkan tanaman merambat, menjalar ke atas.
Misalnya rotan
Di lapisan terbawah, hidup lumut dan rumput sebagai
makanan hewan kecil.
Didalam hutan tropis yang lebat, terdapat beraneka
ragam binatang, mulai dari bakteri pembusuk dalam tanah, burung, kera,
sampai harimau dan binatang besar lainnya. Tumbuhan di daerah ini memiliki
ciri, yaitu berukuran kecil, tumbuh ketika hujan turun, berbunga dan berbiji
dalam ukuran kecil dan tahan lama, tumbuh pada musim penghujan tahun
berikutnya.
Di pedalaman daerah tropik lain terdapat beberapa
gurun pasir yang kondisinya jauh berbeda dengan lingkungan hutan tropik. Ciri
lingkungan abiotiknya : suhu udara pada siang hari sangat tinggi, sekitar
50oC sedangkan pada malam hari dapat mencapai 0oC.
Kelembapan udara sangat rendah, penguapan air sangat tinggi, yang berakibat
pada tanahnya yang tandus. Dengan kondisi bioma seperti ini maka hanya sedikit
jumlah spesies tanaman yang mampu tumbuh.
2. Daerah Sub-Tropik
Disebut iklim sedang. Terdapat 4 musim : musim panas,
musim gugur, musim dingin dan musim semi. Curah hujannya sepanjang
tahun, sekitar 75-100cm/tahun. Karena curah hujan yang sedikit, menyebabkan
tumbuhnya bermacam-macam rumput. Tanahnya banyak mengandung humus, karena daun
dan rumput cepat mati dan membusuk ketika musim gugur.
Ciri Biomanya : Hutannya merupakan hutan luruh,
Gugurnya daun merupakan persiapan datangnya musim dingin dan bersemi kembali
setelah musim dingin selesai. Pada musim dingin terdapat salju, jumlah tumbuhan
jauh lebih sedikit, dan jarak antar pohon tidak rapat dan tidak ada perdu di
bawahnya.
3. Daerah Kutub
Di daerah ini jika pada musim panas, matahari bersinar
lebih dari 12 jam sehari. Tapi pada musim dingin, matahari kurang dari 12 jam
sehari. Bioma yang khas di daerah beriklim dingin adalah
hutan taiga yang pohonnya terdisi dari satu spesies (homogen). Pohon
khasnya adalah konifer, dan hewan yang hidup disekitar hutan taiga seperti
moose, beruang hitam, dan marten.
Di belahan utara, terdapat tundra. Daerah ini mendapat
sedikit energi radiasi matahari. perbedaan siang dan malam pada musim panas dan
dingin sangatlah besar. Rumput tumbuh menutupi tanah, tumbuhan berbiji tumbuh
kerdil. Binatang khas daerah ini adalah rendeer, beruang putih, musk
axen.
Pembagian wilayah untuk pembagian
binatang
1. Garis Weber
Salah
satu teorinya dalam biogeografi adalah apa yang disebut sebagai Garis Weber,
yang menandai perbatasan fauna mamalia Australasia. Sebagaimana yang ditengarai
pada tumbuhan, survai-survai fauna memperlihatkan bahwa untuk kelompok-kelompok
vertebrata kecuali burung.
Garis Wallace bukan merupakan perbatasan biogeografis yang paling signifikan.
Alih-alih Selat Lombok, adalah Kepulauan Tanimbar yang dilalui garis batas
antara fauna Oriental dan Australasia, khususnya mamalia dan kelompok
vertebrata terestrial lainnya. Demikian pula, untuk kebanyakan invertebrata,
kupu-kupu, dan juga burung, Garis Weber yang lebih tepat menggambarkan
perbatasan itu ketimbang Garis Wallace .
2. Garis Wallace
Garis Wallace adalah sebuah garis hipotetis yang memisahkan wilayah geografi
hewan Asia dan Australasia. Bagian barat dari garis ini berhubungan dengan
spesies Asia; di timur kebanyakan berhubungan dengan spesies Australia. Garis
ini diberi nama sesuai nama penemunya, Alfred Russel Wallace, yang menyadari
perbedaan yang jelas pada saat dia berkunjung ke Hindia Timur pada abad ke-19.
Garis ini melalui Kepulauan Melayu, antara Borneo dan Sulawesi; dan antara Bali
(di barat) dan Lombok (di timur). Adanya garis ini juga tercatat oleh Antonio
Pigafetta tentang perbedaan biologis antara Filipina dan Kepulauan Maluku,
tercatat dalam perjalanan Ferdinand Magellan pada 1521. Garis ini lalu
diperbaiki dan digeser ke Timur (daratan pulau Sulawesi) oleh Weber. Batas
penyebaran flora dan fauna Asia lalu ditentukan secara berbeda-beda,
berdasarkan tipe-tipe flora dan fauna. Garis ini lalu dinamakan
"Wallace-Weber".
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar