Kehidupan di Bumi
Teori
Asal-usul Kehidupan di Bumi
- Teori Kosmozoa
Teori ini
menerangkan adanya kehidupan di bumi kita dengan mengandaikan bahwa kehidupan
dibawa kemari dari tempat lain di alam semesta, boleh jadi tergabung dalam
meteorit yang jatuh.
- Teori Pfluger
Teori ini
menyatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian
dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN).
Senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk
zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
- Teori Moore
Teori ini
menyatakan bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi ysng cocok dari bahan
anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks
dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan
muncullah hidup.
- Teori Allen
Teori ini
menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis bumi ini seperti’ keadaan sekarang,
beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar matahari diserap
oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi.
Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan
air di muka bumi akan membentuk zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk
protoplasma benda hidup.
- Teori Transendental
Teori ini
merupakan jawaban secara religi bahwa benda hidup itu diciptakan oleh Super
Nature atau Tuhan Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains.
Membedakan Teori Abiogenesis dan Teori
Biogenesis
Teori
Abiogenesis Menurut teori ini, makhluk hidup berasal dari benda tidak
hidup atau dengan kata lain makhluk hidup ada dengan sendirinya sedangkan Teori
Biogenesis Teori Biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup.
Percobaan
yang dilakukan ilmuwan pencetus teori asal mula kehidupan dibumi
Percobaan Lazzaro
Spallanzani (1729-1799). Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga
menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan
percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi
langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.
Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan
air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Adapun percoban yang yang
dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut:
Labu I : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15°C selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
Labu I : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15°C selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup
rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan
mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu
dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya
diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang.
Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air
kaldu pada kedua labu tersebut.
Hasil
percobaannya adalah sebagai berikut:
• Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
• Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro
Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan
berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara.
Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke
dalam air kaldu tersebut.
Daftar Pustaka:
Http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/inilah-6-teori-asal-usul-alam-semesta.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar