MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia dengan kebudayaan erat kaiannya satu sama lain.hidup manusia akan merasa lebih lengkap dengan adanya keindahan, dimana salah satu untuk mendapatkan keindahan itu adalah dengan melalui kebudayaan. dengan kebudayaan kita dapat belajar tentang tradisi-tradisi apa yang ada disekitar lingkungan kita tinggal dalam uraian ini akan dijelaskan mengenai unsur-unsur pembangunan manusia, pengertian kebudayaan, unsur kebudayaan, wujud kebudayaan dll.
Unsur-unsur yang
membangun manusia
Ada 2 pandangan yang dijadikan acuan untuk
menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
1.
Manusia
terdiri dari 4 unsur yang saling terkait, yaitu :
a. Jasad : Badan kasar manusia yang
Nampak luarnya, dapat diraba dan menempati ruang dan waktu.
b. Hayat : Mengandung unsur hidup, yang
ditandai dengan gerak
c. Ruh : Bimbingan dan pimpinan Tuhan.
d. Nafs: Kesadaran tentang diri sendiri
2.
Manusia
sebagai kepribadian mengandung 3 unsur, yaitu :
a. Id
b. Ego
c. superego
Hakikat manusia
1. Makhluk Ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu
kesatuan yang utuh
Tubuh adalah materi
yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika
manusia meninggal maka jasadnya akan dikubur dan akan hancur menjadi tanah.
Sedangkan jiwa adalah sebaai penggerak dan sumber kehidupan manusia, dan jiwa
tidak dapat diraba, tidak dapat dilihat. Jika manusia meninggal, maka jiwanya
akan kembali ke maha pencipta Allah SWT tetapi jiwanya tidak hancur.
2. Makhluk ciptaan manusia yang paling sempurna, dibandingkan dengan
makhluk lainnya
Manusia diciptakan
oleh Allah SWT dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan dan kehendak yang
terdapat dalam jiwa manusia. Dengan akal manusia dapat menciptakan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya baik dan buruk, manusia dapat
mempertimbangkanhal yang bersifat baik, indah, pantas, ataupun sebaliknya. Selanjutnya
dengan adanya perasaan manusia dapat menciptakan sesuatu keindahan. Perasaan
terbagi menjadi dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani.
- Perasaan inderawi : perasaan jasmani melalui pancaindra
- Perasaan rohani : perasaan luhur yang hanya ada di manusia, meliputi :
·
Perasaan
intelektual : perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan
·
Perasaan
estetis : perasaan yang berkaitan dengan suatu keindahan
·
Perasaan etis
: perasaan yang berkaitan dengan suatu kebaikan
·
Perasaan diri
: perasaan yang berkaitan dengan harga diri atau kepercayaan diri sendiri
·
Perasaan
sosial : perasaan yang berkaitan dengan lingkungan bermasyarakat
·
Perasaan religious
: perasaan terhadap tanggung jawab dalam beragama dan perasaan terhadap Tuhan
3. Makhluk Biokultural, makhluk hayati yang budayawi
Manusia sebagai
makhluk hayati dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, psikobiologi, fisiologi
atau faal, bokimia, genetika dan sebagainya. Dan manusia sebagai makhluk
budayawi dapat dipelajari dari segi-segi : kemasyarakatan, kekerabatan,
ekonomi, psikologi sosial, kesenian dan sebagainya.
Makhluk ciptaan tuhan yang terkait dengan lingkungan (ekologi ),
mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Menurut Soren
Kienkegaard seorang filsuf Denmark pencetus teori “ eksistensialisme “
memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah makhluk alamiah yang
terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah, tunduk
pada hokum alamiah pula.
Hidup manusia mempunya tiga taraf, yaitu
1.
Estetis :
dengan kehidupan estetis manusia dapat menangkap bahwa dunia disekitar
mengandung keindahan yang terpancarkan
2.
Etis : dengan
kehiduoan etis manusia dapat mempertanggung jawabkan kebebasan keindahan yang
ada di sekitar
3.
religius :
manusia harus yakin dan percaya bahwa keindahan itu diciptakan oleh Tuhan
Yang membedakan manusia dengan makhluk
lain
Manusia diciptakan oleh Tuhan untuk dijadikan seorang
pemimpin (khalifah). Kenapa manusia yang dijadikan pemimpin? Kenapa bukan hewan
atau binatang ?. karena manusia lah satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang
diberikan akal pikiran dan perasaan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan
akal manusia dapat mempimpin, berpikir untuk menciptakan suatu ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk mempermudah kehidupan manusia itu sendiri. Dan dengan akal
serta perasaan juga manusia dapat memilih hal yang baik maupun yang buruk
terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
Kepribadian bangsa timur
Francis L.K Hsu,
sarjana Amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian
didalam ilmu antropologi, ilmu filsafat, ilmu psikologi, dan kesusastraan cina
klasik. Dalam bukunya yang berjudul psichologycal Homeostatis cina klasik.
Ilmu psikologi memang
berasal dan timbul dari masyarakat barat, diamana konsep individu itu mengambil
tempat yang amat penting., biasanya menganalisa jiwa manusia dengan terlampau
banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis
sendiri.
Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya
sebagai subyek yang terkandung dlam batas individu yang terisolasi, maka Hsu
telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk
sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti
lingkaran-lingkaran konsentris sekitar dan pribadi. Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu
berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan
gagasan yang telah terdesak kedalam.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious). Lingkaran it terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan,tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya. Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa :
Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious). Lingkaran it terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan,tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya. Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa :
a) Ia
takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia
punya maksud jahat.
b) Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa walaupun diberi respons, respons itu sebenarnya tak diberikkan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
c) Ia malu karena taku ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
d) Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya. Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari. Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.
b) Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa walaupun diberi respons, respons itu sebenarnya tak diberikkan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
c) Ia malu karena taku ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
d) Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya. Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari. Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan jika
dikaji dari bahasa sanskerta berasal dari kata budhaya yang berarti budi atau
akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti
mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum diartikan sebagai “ segala sesuatu
yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah
tanah atau tempat tinggalnya. Atau dapat pula diartikan segala usaha manusia
untuk dapat melangsungkan dan mempertahannkan hidupnya didalam lingkungannya.
Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari,
mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang merupakan
kekhususan kelompok sosial tertentu.
Unsur-unsur Kebudayaan
Menurut Menville J.
Herkovits ada 4 unsur kebudayaan, yaitu : alat teknologi, sistem ekonomi,
keluarga, dan kekuatan politik.
Menurut Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur kebudayaan meliputi
: sistem norma, organsasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas
pendidikan, dan organisasi kekuatan.
C.Kluckhon didalam bukunya yang berjudul Universal categories of culture,
mengatakn ada tujuh unsur kebudayaan, yaitu :
1.
sistem Religi
(sistem kepercayaan)
2.
sistem
organisasi Kemasyarakatan
3.
sistem
pengetahuan
4.
sistem mata pencaharian hidup dan
sistem-sistem ekonomi
5.
sistem
teknologi dan peralatan
6.
bahasa
7.
kesenian
Wujud kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
1.
kompleks
gagasan, konsep, dan pikiran manusia
wujud disebut sistem budaya, tidak dapat dilihat,
bersifat abstrak, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya,
atau berdasarkan akal pikiran masyarakat dimana kebudayaan bersangkut hidup. Kalau
warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal sering berada dalam karangan.
2.
Kompleks Aktivitas
:
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
bersifat konkret, dapat diamati atau di observasi. Wujud ini sering disebut
sistem sosial. Sistem sosial ini meliputi aktivitas-aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lainnya dari detik ke
detik, hari ke hari, tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Bersifat konkrit, tersapat dilingkungan kita
sehari-hari, dapat diobservasi, difoto, dan didokumentasi.
3.
Wujud Sebagai
Benda
Aktivitas manusia dalam berinteraksi tidak lepas dari
peralatan sebagai hasil karya untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia
menghasilkan benda. Kebudayaan dalam bentuk fisik konkrit bisa disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda hidup dan
mati.
Orientasi nilai budaya
Masalah
dasar dalam hidup kita
|
Orientasi Nilai
Budaya
|
||
Hakekat hidup
(MH)
|
Hidup itu
buruk
|
Hidupitu baik
|
Hidup itu
buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik.
|
Hakekat karrya
(MK)
|
Karya itu
untuk nafkah hidup
|
Karya itu
untuk kedudukan, kehormatan dan lainnya
|
Karya itu
untuk menambah karya
|
Persepsi manusia
tentang waktu (MW)
|
Orientasi ke
masa depan
|
Orientasi ke
masa lalu
|
Orientasi ke
masa depan
|
Pandangan manusia
terhadap alam (MA)
|
Manusia tunduk
kepada alam yang dahsyat
|
Manusia berusaha
menjaga keselarasan dengan alam
|
Manusia berhasrat
untuk menguasai alam
|
Hakekat hubungan
antara manusia dengan sesamanya (MM)
|
Orientasi kolateral
(horizontal), rasa ketergantungan pada sesamanya (berjiwa gotong-royong)
|
Orientasi vertical.
Rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat.
|
Individualisme
menilai tinggi usaha kekuatan sendiri
|
Perubahan kebudayaan
Tidak ada
kebudayaan statis, pasti akan mengalami perunbahan dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan
sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup didalam masyarakat yang menjadi
wadah kebudayaan tadi.
Terjadinya gerak/perubahan
diseabkan oleh beberapa hal :
1.
Sebab-sebab
yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2.
Sebab-sebab
perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Perubahan
ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi
kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Perubahan sosial
asalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam sutu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya
nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan
kebudayaan adlah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga
masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang
digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa
keindahan (kesenian), dan bahasa.
Kaitan manusia dan kebudayaan
Secara sederhana hubungan manusia dengan kebudayaan :
manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang
silaksanakan manusia. Dari sisi lain,
hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan
hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis,
maksudnya saling terkait satu sama lain, proses dialektis tercipa melalui tiga
tahap, yaitu :
1.
Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan
membangun dunianya.
2. Obyektivasi,yaitu proses dimana masyarakat menjadi menjadi realitas obyektif.
2. Obyektivasi,yaitu proses dimana masyarakat menjadi menjadi realitas obyektif.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disegrap
kembali oleh manusia.
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat atu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat atu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar