Kamis, 22 Oktober 2015

IBD BAB 3 Konsep IBD dalam Kesusastraan

Konsepsi IBD dalam Kesusastraan

pendekatan kesustraan
Sastra (Sanskertashastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau “ajaran”. Pengertian sastra tidak hanya satu, tetapi dapat berkembang katacastra berarti tulisan. Sastra memiliki peran yang penting karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat normatif.
                Karena seni adalah ekspresi yang bersifat tidak normative, sehingga mudah berkomunikasi. Sastra memiliki peran penting, alasan pertama karena sastra mempergunakan bahasa. Karena bahasa dapat menampung semua pernyataan kehidupan manusia. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Cabang-cabang lain karya sastra juga bersifat abstrak. Gerak-gerik dalam tari, misalnya masih perlu penjabaran. Meskipun bunyi-bunyi dalam seni music lebih cepat dinikmati, bunyi-bunyi itu masih perlu ditafsirkan. Sebaliknya sastra adalah penafsiran itu sendiri. Meskipun didalam penafsiran itu sastra masih dapat ditafsirkan lagi.
                Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dart pengamatan orang lain.
IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dart MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahti-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang tennasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajatkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dart disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.

IBD dihubungkan dengan prosa 
                istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction, atau hanya ficsion saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa khiasan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan biasanya dipakai dalam roman, atau novel, cerita pendek.
A.      Prosa lama meliputi
1.       Dongeng : cerita yang bersifat khayal
2.       Hikayat : Berisikan cerita kisah kehidupan kerajaan
3.       Sejarah : Berisikan cerita yang sudah lampau
4.       Epos
5.       Cerita pelipur lara
B.      Prosa baru meliputi
1.       Cerita pendek : bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya
2.       Roman/novel : bentuk prosa baru yang menceritakan kehidupan pelakunya dari mulai anak-anak sampai meninggal dunia.
3.       Biografi : suatu karangan yang berisipengalaman-pengalaman penulis.
4.       Kisah : berisikan kisah perjalanan sesorang
5.       Otobiografi :
6.       Resensi : pembicaraan/ulasan suatu karya
Nilai-nilai dalam prosa
                Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi memberikan infonnasi
Fiksi memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam novel sexing kita dapat belajan sesuatu yang lebih datipada sejarah atau laporan jumalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman¬pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi    
 
Karya sastra dapat dibagi dua, yaitu :
1.       Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya, mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya.
2.       Karya sastra yang menyuarakan jamannya, biasa tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung. Kedua macam karya sastra itu selalu menyampaikan masalah. 

Contoh Prosa :
                                                            Legenda Batu Menangis
Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin dan anak perempuannnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, dia memiliki perangai yang buruk. Gadis itu amat malas, tidak pernah membantu ibunya bekerja. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang jauh. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan dengan memakai pakaian yang bagus  dan bersolek agar dikagumi kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya sambil membawa keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka hidup ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa. Namun, saat melihat orang yang berjalan di belakang anak itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini membuat orang bertanya-tanya.
Diantara orang yag melihat itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu.
” Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Namun apa jawaban gadis itu?
“Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah pembantuku.”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat lagi seorang pemudadan bertanya kepada gadis itu.
”Bukan, bukan.”jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakku.”
Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya begitu. Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa :
”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ....”
Atas kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya.
”Oh, Ibu.Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan anakamu selama ini. Ibu...Ibu...Ampuni anakmu.”
Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata., seperti sedang menagis.

IBD yang dihubungkan dengan puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan menggunakan pilihan kata yang mengutamakan bahasa yang berirama. Adapun hal yang menimbulkan kreativitas penyair dalam membangun puisinya, yaitu:
1.       Figura (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan,alegori dll
2.       Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
3.       Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.       Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.       Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

Berikut adalah alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi dalam IBD
1. hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2. puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
3. Puisi dan keinsyafan social.

Contoh puisi :

Goresan Tinta
Oleh : Mega Anggraini


Goresan demi goresan telak ku ukir
Mengukir sebuah masa depan
Masa depan yang ku kejar
Bukan orang lain
Tapi aku..
Perjalanan hidup
Masa depanku
Bak seperti goresan tinta
Goresan yang bisa diubah
Diubah kapan saja
Matahari pagi awal hidup
Menggambarkan semangat jiwa
Raga dan asaku

Sumber :



Rabu, 21 Oktober 2015

IBD BAB 2 Manusia dan Kebudayaan

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Manusia dengan kebudayaan erat kaiannya satu sama lain.hidup manusia akan merasa lebih lengkap dengan adanya keindahan, dimana salah satu untuk mendapatkan keindahan itu adalah dengan melalui kebudayaan. dengan kebudayaan kita dapat belajar tentang tradisi-tradisi apa yang ada disekitar lingkungan kita tinggal dalam uraian ini akan dijelaskan mengenai unsur-unsur pembangunan manusia, pengertian kebudayaan, unsur kebudayaan, wujud kebudayaan dll.

Unsur-unsur yang membangun manusia
Ada 2 pandangan yang dijadikan acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
1.       Manusia terdiri dari 4 unsur yang saling terkait, yaitu :
a.       Jasad : Badan kasar manusia yang Nampak luarnya, dapat diraba dan menempati ruang dan waktu.
b.      Hayat : Mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak
c.       Ruh : Bimbingan dan pimpinan Tuhan.
d.      Nafs: Kesadaran tentang diri sendiri
2.       Manusia sebagai kepribadian mengandung 3 unsur, yaitu :
a.       Id 
b.      Ego 
c.       superego

Hakikat manusia
1. Makhluk Ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh

               Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia meninggal maka jasadnya akan dikubur dan akan hancur menjadi tanah. Sedangkan jiwa adalah sebaai penggerak dan sumber kehidupan manusia, dan jiwa tidak dapat diraba, tidak dapat dilihat. Jika manusia meninggal, maka jiwanya akan kembali ke maha pencipta Allah SWT tetapi jiwanya tidak hancur.

2. Makhluk ciptaan manusia yang paling sempurna, dibandingkan dengan makhluk lainnya

                Manusia diciptakan oleh Allah SWT dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan dan kehendak yang terdapat dalam jiwa manusia. Dengan akal manusia dapat menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya baik dan buruk, manusia dapat mempertimbangkanhal yang bersifat baik, indah, pantas, ataupun sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan manusia dapat menciptakan sesuatu keindahan. Perasaan terbagi menjadi dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani.

  •      Perasaan inderawi : perasaan jasmani melalui pancaindra
  •     Perasaan rohani : perasaan luhur yang hanya ada di manusia, meliputi :
·         Perasaan intelektual : perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan
·         Perasaan estetis : perasaan yang berkaitan dengan suatu keindahan
·         Perasaan etis : perasaan yang berkaitan dengan suatu kebaikan
·         Perasaan diri : perasaan yang berkaitan dengan harga diri atau kepercayaan diri sendiri
·         Perasaan sosial : perasaan yang berkaitan dengan lingkungan bermasyarakat
·         Perasaan religious : perasaan terhadap tanggung jawab dalam beragama dan perasaan terhadap Tuhan

3. Makhluk Biokultural, makhluk hayati yang budayawi

                Manusia sebagai makhluk hayati dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, psikobiologi, fisiologi atau faal, bokimia, genetika dan sebagainya. Dan manusia sebagai makhluk budayawi dapat dipelajari dari segi-segi : kemasyarakatan, kekerabatan, ekonomi, psikologi sosial, kesenian dan sebagainya.
Makhluk ciptaan tuhan yang terkait dengan lingkungan (ekologi ), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
                Menurut Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pencetus teori “ eksistensialisme “ memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah, tunduk pada hokum alamiah pula.
Hidup manusia mempunya tiga taraf, yaitu
1.       Estetis : dengan kehidupan estetis manusia dapat menangkap bahwa dunia disekitar mengandung keindahan yang terpancarkan
2.       Etis : dengan kehiduoan etis manusia dapat mempertanggung jawabkan kebebasan keindahan yang ada di sekitar
3.       religius : manusia harus yakin dan percaya bahwa keindahan itu diciptakan oleh Tuhan

Yang membedakan manusia dengan makhluk lain
                Manusia diciptakan oleh Tuhan untuk dijadikan seorang pemimpin (khalifah). Kenapa manusia yang dijadikan pemimpin? Kenapa bukan hewan atau binatang ?. karena manusia lah satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang diberikan akal pikiran dan perasaan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan akal manusia dapat mempimpin, berpikir untuk menciptakan suatu ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempermudah kehidupan manusia itu sendiri. Dan dengan akal serta perasaan juga manusia dapat memilih hal yang baik maupun yang buruk terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

Kepribadian bangsa timur
                Francis L.K Hsu, sarjana Amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian didalam ilmu antropologi, ilmu filsafat, ilmu psikologi, dan kesusastraan cina klasik. Dalam bukunya yang berjudul psichologycal Homeostatis cina klasik.
                Ilmu psikologi memang berasal dan timbul dari masyarakat barat, diamana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting., biasanya menganalisa jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis sendiri.
                Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang terkandung dlam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar dan pribadi. Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak kedalam.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious). Lingkaran it terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan,tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya. Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa :
a) Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya maksud jahat.
b) Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa walaupun diberi respons, respons itu sebenarnya tak diberikkan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
c) Ia malu karena taku ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
d) Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya. Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya.

Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari. Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.

Pengertian kebudayaan
                Kebudayaan jika dikaji dari bahasa sanskerta berasal dari kata budhaya yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum diartikan sebagai “ segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya. Atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahannkan hidupnya didalam lingkungannya. Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu.  

Unsur-unsur Kebudayaan
                Menurut Menville J. Herkovits ada 4 unsur kebudayaan, yaitu : alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik.
Menurut Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur kebudayaan meliputi : sistem norma, organsasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi kekuatan.
C.Kluckhon didalam bukunya yang berjudul Universal categories of culture, mengatakn ada tujuh unsur kebudayaan, yaitu :
1.       sistem Religi (sistem kepercayaan)
2.       sistem organisasi Kemasyarakatan
3.       sistem pengetahuan
4.       sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
5.       sistem teknologi dan peralatan
6.       bahasa
7.       kesenian

Wujud kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
1.       kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
wujud disebut sistem budaya, tidak dapat dilihat, bersifat abstrak, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau berdasarkan akal pikiran masyarakat dimana kebudayaan bersangkut hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan.
2.       Kompleks Aktivitas :
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati atau di observasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini meliputi aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lainnya dari detik ke detik, hari ke hari, tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Bersifat konkrit, tersapat dilingkungan kita sehari-hari, dapat diobservasi, difoto, dan didokumentasi.
3.       Wujud Sebagai Benda
Aktivitas manusia dalam berinteraksi tidak lepas dari peralatan sebagai hasil karya untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia menghasilkan benda. Kebudayaan dalam bentuk fisik konkrit bisa disebut  kebudayaan fisik, mulai dari benda hidup dan mati.

Orientasi nilai budaya
Masalah dasar dalam hidup kita
Orientasi Nilai Budaya
Hakekat hidup (MH)
Hidup itu buruk
Hidupitu baik
Hidup itu buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik.
Hakekat karrya (MK)
Karya itu untuk nafkah hidup
Karya itu untuk kedudukan, kehormatan dan lainnya
Karya itu untuk menambah karya
Persepsi manusia tentang waktu (MW)
Orientasi ke masa depan
Orientasi ke masa lalu
Orientasi ke masa depan
Pandangan manusia terhadap alam (MA)
Manusia tunduk kepada alam yang dahsyat
Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam
Manusia berhasrat untuk menguasai alam
Hakekat hubungan antara manusia dengan sesamanya (MM)
Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan pada sesamanya (berjiwa gotong-royong)
Orientasi vertical. Rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat.
Individualisme menilai tinggi usaha kekuatan sendiri


Perubahan kebudayaan
                Tidak ada kebudayaan statis, pasti akan mengalami perunbahan dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup didalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi.
                Terjadinya gerak/perubahan diseabkan oleh beberapa hal :
1.       Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2.       Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Perubahan sosial asalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam sutu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan kebudayaan adlah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa.
Kaitan manusia dan kebudayaan
                Secara sederhana hubungan manusia dengan kebudayaan : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang silaksanakan manusia. Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain, proses dialektis tercipa melalui tiga tahap, yaitu :
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi,yaitu proses dimana masyarakat menjadi  menjadi realitas obyektif.
 3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disegrap kembali oleh manusia.
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat atu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita
 






Senin, 19 Oktober 2015

IBD BAB 1 ISD Sebagai Salah Satu MKDU

ISD Sebagai Salah Satu MKDU



Sama halnya dengan sekolah, perguruan tinggi juga mempunyai mata kuliah. Bedanya hanya di cara penyebutannya saja kalau sekolah disebut dengan mata pelajaran sedangkan di bangku perkuliahan disebut sebagai mata kuliah. Di setiap jurusan memiliki mata kuliah yang berbeda-beda, namun ada beberapa mata kuliah yang dipelajari oleh semua jurusan. Mata kuliah ini disebut sebagai mata kuliah dasar umum.
Mata kuliah dasar umum atau Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mata kuliah dasar utama bisa dibilang penting, karena MKDU sangat penting dalam mendampingi mata utama sesuai jurusan.MKDU juga bertujuan agar mahasiswa dapat berkreatifitas mengeluarkan pendapat mengenai mata kuliah yang disampaikan oleh dosen dan juga membantu mahasiswa agar dapat berinisiatif untuk mencari materi apa yang akan ia pelajari. 



Pengertian Ilmu Sosial Dasar (ISD)

ISD adalah pengetahuan yang menelaah/meneliti masalah-masalah sosial yang diwujudkan oleh masyarakat berdasarkan fakta atau konsep teori yang berasal dari berbagai aspek yang berada dilapangan ilmu sosial. Objek yang diteliti meliputi tingkah laku masyarakat itu sendiri berdasarkan apa yang kita amati. 



Tujuan ISD

Tujuan ISD bagi mahasiswa pada Mata Kuliah Dasar Umum ini adalah :

  1. Mampu menghadapi dan memberi alternatif pemecahan masalah yang ada di masyarakat
  2. Terampil menghadapi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
  3.  Peka terhadap masalah sosial yang ada di masyarakat.
  4.   Membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian agar memperoleh wawasan yang lebih luas.
  5. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.
  6. Membantu masyarakat untuk memecahkan masalah yang menyimpang yang berada di lingkungan masyarakat.




Tiga Kelompok Ilmu Pengetahuan

  1. Ilmu-Ilmu Alamiah (natural science). Ilmu-ilmu Alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah.
  2.  Ilmu-Ilmu Sosial (Social science). Ilmu-ilmu Sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah.
  3. Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang besifat unik, kemudian diberi arti.



Persamaan ISD dan IPS



  1. Keduanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan atau pengajaran.
  2. Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
  3. Keduanya mempunyai materi-materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.



Perbedaan ISD dan IPS


  1.   Ilmu sosial dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedangkan ilmu pengetahuan sosial diberikan di sekolah dasar dan sekolah lanjutan.
  2.  Ilmu sosial dasar merupakan salah satu mata kuliah tunggal, sedangkan ilmu pengetahuan sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah lanjutan)
  3. Ilmu sosial dasar diarahkan pada pembentukkan sikap dan kepribadian, sedangkan ilmu pengetahuan sosial diarahkan pada pembentukkan pengetahuan dan keterampilan intelektual.



Tiga Golongan Bahan Pelajaran ISD


  1.  Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu.
  2. Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
  3. Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan.