Kamis, 10 November 2016

Interpersonal 1

Sejerah komunitas internet
   Tidak dapat dipungkiri bahwa internet telah menjadi salah satu kebutuhan, gaya hidup, dan hiburan bagi masyarakat. Tak heran internet telah membawa pengaruh yang sangat besar bagi peradaban dunia saat ini. Internet juga ternyata mempunyai manfaat yang luar biasa bagi kehidupan sosial kita, yaitu salah satunya adalah interaksi sosial. Internet saat ini, tidak lagi menjadi sesuatu yang sulit untuk dilakukan dan didapatkan. Tak heran memang jika interaksi dan kehidupan “maya” di internet seperti telah menjelma menjadi kehidupan nyata yang juga mempunyai kehidupan dan interaksi sosial.
   Melalui internet, kita bisa melakukan apa saja yang kita lakukan di dunia “nyata”, seperti berkomunikasi, berinteraksi, bekerja, bahkan membentuk suatu kelompok atau komunitas tertentu. Bahkan, saat ini dikatakan bahwa polarisasi kelompok juga terjadi di internet. Tak hanya itu, kelompok kerja sekalipun juga terjadi di internet yang kemudian dinamakan kelompok kerja virtual.
   Internet telah menjamur ke berbagai tempat, berbagai usia, dan berbagai kelompok, tak heran jika internet telah menyediakan fasilitas bagi komunitas-komunitas, yang tentunya merupakan komunitas online yang memungkinkan anggota/ penggunanya bisa saling berinteraksi dengan sesama pengguna.
   Saat ini, banyak yang menganggap bahwa komunitas online atau online community dan jejaring sosial (social networking) adalah dua hal yang dianggap sama. Padahal jika diteliti lebih lanjut kedua hal tersebut mempunyai perbedaan mendasar, walaupun memang mempunyai kesamaan yang mendasar pula, yaitu sebagai suatu wadah atau fasilitas yang memungkinkan orang di seluruh penjuru dunia atau penikmat internet dapat saling terhubung dan berinteraksi satu sama lain. Namun apa perbedaanya?  Jika dilihat dari sisi broader-nya, jejaring sosial (social network) merujuk pada layanan individual-centered atau layanan yang lebih merujuk pada aktivitas individual. Sedangkan komunitas online (online community) adalah layanan yang bersifat group-centered atau layanan yang lebih merujuk pada aktivitas suatu grup tertentu.
Tetapi sebenarnya, antara komunitas online dan jejaring sosial mempunyai hubungan yang erat.  Komunitas online merupakan salah satu dampak sosial dari adanya jejaring sosial. Jadi, dengan kata lain komunitas online terbentuk dari adanya jejaring sosial, atau bisa dikatakan bahwa suatu komunitas online terbentuk dari gabungan pengguna jejaring sosial yang lemudian membentuk suatu grup atau komunitas. Jadi, komunitas online adalah komunitas virtual yang eksis secara online dan semua membernya bisa bereksistensi melalui pengambilan bagian pada ritual keanggotaan

polarisasi dalam internet
   Internet di zaman sekarang ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar orang. fasilitas yang ada di internet seperti jejaring sosial, streaming, unggah, unduh, jual beli, dan lainnya bisa menjadi penyebab terjadinya pengelompokan di internet. Berikut adalah contoh dari fasilitas yang disediakan internet, antara lain:
·          1. Jejaring sosial
kata jejaring sosial pasti sudah tidak asing lagi apalagi untuk kaum muda, dengan fasilitas jejaring sosial pengguna bisa berbagi informasi maupun data pribadi mereka dengan pengguna jejaring sosial yang sama, contoh jejaring sosial tersebut adalah facebook, twitter dan lainnya.
     2. Streaming
dengan menggunakan fasilitas ini, para pengguna bisa berbagi video dan mengomentarinya. tentunya kita juga sudah sering menonton lewat youtube.
·      3. Jual beli
fasiilitas jual beli di internet bisa dilakukan melalu blog, instagram, facebook, twitter dan jejaring sosial lainnya. para penggunanya bisa mengupload foto dan mengomentarinya, dengan fasilitas ini para penggunanya bisa berjualan dengan mengupload foto barang dagangan mereka. 
   4. E-mail
e-mail atau surat elektronik adalah fasiitas untuk surat menyurat tapi dalam bentuk elektronik yang dapat dikirim melalui internet. Contohnya seperti gmail dan yahoo. Email sangat penting dimiliki apalagi buat mahasiswa seperti kita, selain itu kalau mau bikin jejaring sosial, rata-rata harus mendaftar dengan email.
5. Blog
Dengan fasilitas blog, user dapat membagi informasi tentang berbagai hal kepada pembaca blog tersebut. Di internet terdapat beberapa situs yang menyediakan jasa penyediaan blog seperti Blogspot, WordPress, Ngeblogs dan sebagainya.
6. Milist
Milist atau kependekan dari Mailing list memiliki fungsi sebagai penyedia kelompok diskusi online secara real time. Di dalam milist terdapat kelompok-kelompok yang dibagi berdasarkan topic yang dibicarakan dalam kelompok.
7. Chatting dan Teleconference
Layanan chatting dan teleconference dapat digunakan user untuk mengobrol dengan user lain secara real time, bahkan dengan teleconference user dapat bertatap muka dengan user lain secara real time.

Dengan adanya polarisasi internet berdasarkan kegunaanya dapat terjadi pengelompokkan. Baik kelompok yang memiliki tujuan ataupun sebuah kelompok orang yang memiliki kesamaan nasib atau pilihan. Polarisasi internet bahkan dapat terjadi pada sekelompok orang yang secara tidak sadar menggunakan google sebagai search engine, memang tidak ada hubungan atau komunikasi antara mereka namun orang dapat memandang bahwa mereka adalah pengguna google atau “kelompok” orang yang menggunakan web browser google.

kelompok unit dalam internet
   Di dalam dunia internet terdapat banyak sekali kelompok-kelompok atau yang biasa disebut dengan komunitas. Ini sangat bermanfaat bagi si pengguna karena mulai dari dunia maya kita dapat mengenal satu sama lain orang-orang yang mempunyai hobi dan kebiasaan yang sama. Dengan adanya kelompok unik ini melalui internet kita dapat bersosialisasi dengan anggota-anggota lain.
   Di Indonesia ini sudah beribu-ribu macam kelompok dan mereka bisa saling berinteraksi satu dengan yang lain dengan sesama komunitas. Banyak cara yang kita dapatkan untuk mendapatkan sesuatu yang baru, yang merupakan salah satu dari apa yang kita gemari. Selain menambah teman kelompok unik di dalam internet ini adalah kita bisa menambah wawasan apa yang tadinya belum pernah kita dengar, belum pernah kita pahami dengan adanya kelompok ini wawasan kita menjadi luas dan menambah pengalaman-pengalaman baru yang sangat menarik dan seru.

Kelompok kerja dan brainstorming
   Brainstorming adalah aktivitas dimana sebuah kelompok mencoba untuk menemukan solusi untuk suatu masalah tertentu, dengan cara mengumpulkan daftar ide yang di dapat secara spontan oleh para anggota kelompoknya. Brainstorming ditemukan dan di kembangkan oleh Alex Osborn Faickney pada tahun 1953 melalui buku Terapan Imajinasi.

Model-model dari brainstorming ada beberapa macam, antara lain:
  • ·        Verbal Brainstorming adalah kegiatan bertukar pikiran dalam sebuah kelompok yang dilakukan secara verbal dengan tatap muka dalam sebuah pertemuan langsung,
  • ·     Nominal Brainstorming adalah kegiatan bertukar pikiran dalam sebuah kelompok akan tetapi tidak dilakukan secara langsung artinya ketika bertukar pikiran menggunakan alat bantu seperti kertas atau dengan cara chatting,
  • ·     Electronic Brainstorming adalah kegiatan bertukar pikiran dalam sebuah kelompok yang dilakukan secara elektronik dengan menggunakan alat seperti group support system.

Tahapan dari teknik brainstorming
·        Pemberian informasi dan motivasi
Pada tahap ini leader menjelaskan masalah yang akan dibahas dan latar belakangnya,  kemudian mengajak kelompoknya agar aktif untuk memberikan tanggapannya. 
·        Identifikasi
Anggota diajak memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang diberikan anggota ditampung, ditulis dan jangan dikritik. Pemimpin kelompok dan peserta dibolehkan mengajukan pertanyaan hanya untuk meminta penjelasan.  

·        Klasifikasi
 Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa juga berdasarkan struktur / faktor-faktor lain.  
* Verifikasi
 Kelompok secara bersama meninjau kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahan yang dibahas. Apabila terdapat kesamaan maka yang diambil adalah salah satunya dan yang tidak relevan dicoret. Namun kepada pemberi sumbang saran bisa dimintai argumentasinya.  
* Konklusi (Penyepakatan)
 Pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat. 

LANGKAH-LANGKAH TEKNIS  
Langkah-langkah dalam melaksanakan brainstorming, yaitu:
·        Persiapan. 
1.    Mengundang peserta meeting.
2.    Memberikan agenda acara materi yang akan dibicarakan.
3.    Mempersiapkan ruangan dan fasilitas pendukung lainnya.
·        Pelaksanaan.
1.    Menentukan batasan waktu yang digunakan.
2.    Menetapkan pimpinan meeting dan pencatat pembicaraaan (notulis).
3.    Menetapkan aturan main (rule of the game) bersama.
4.    Menentukan metode yang digunakan dalam brainstorming.
5.    Memberi kesempatan kepada para peserta untuk menyampaikan ide-idenya.
6.    Menuliskan setiap ide yang dilontarkan peserta.
7.    Melakukan pengelompokan ide yang sejenis.
8.    Melakukan pembahasan ide-ide.
9.    Mengambil keputusan.
10.  Menyimpulkan pembicaraan.

KEUNGGULAN BRAINSTORMING

  1.          Ide yang muncul lebih banyak dan beragam  
  2.         Kesalahan akan terdeteksi karena yang terlibat banyak orang
  3.       Waktu dan tenaga dicurahkan oleh banyak orang dan dengan demikian terdapat lebih banyak akses informasi dan keahlian.
     HAMBATAN 
Dalam melakukan teknik brainstorming dapat timbul beberapa hambatan yang disebabkan antara lain:
1. Peserta tidak mematuhi aturan main, misalnya:
     -   Memberi komentar terhadap ide yang dilontarkan peserta lain.
     -   Dalam satu putaran, seorang peserta melontarkan lebih dari satu ide.
     -   Seorang peserta yang belum sampai gilirannya sudah menyampaikan idenya.
     -   Ada peserta yang mendominasi atau memotong pembicaraan peserta lain.
     -   Ada peserta yang bertanya pada saat proses berlangsung.  
2. Pencatat merubah ide (baik isi maupun maksud) yang dilontarkan oleh peserta 
3. Peserta tidak mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang 
4. Hambatan non teknis, seperti : takut salah, kurang antusias, dan kurang ada kerjasama
Tim Virtual
   Kelompok kerja virtual adalah sebuah "ruang kerja" yang berlokasi di dunia internet, di mana seorang individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan untuk melaksanakan bisnis profesional atau pribadi tanpa memiliki "fisik" lokasi usaha. Kelompok kerja virtual merupakan sebuah bentuk aplikasi layanan perkantoran dalam format virtual yang bekerja secara online. Pengaturan operasional dan fungsional suatu Kelompok kerja virtual memungkinkan pemilik bisnis dan karyawan untuk bekerja dari lokasi di manapun dengan menggunakan teknologi komputer seperti PC, laptop, ponsel dan akses internet.
   Kelompok kerja virtual  menggunakan teknologi komputer guna menghubungkan orang-orang yang terpisah secara fisik guna mencapai sasaran bersama.Teknik tersebut memungkinkan orang saling bekerjasama lewat metode online, kendati mereka dipisahkan yuridiksi negara bahkan benua.
   Kelompok kerja virtual dapat melakukan lebih banyak hal ketimbang kelompok kerja lainnya, terutama dalam hal berbagi informasi, pembuatan keputusan, dan perampungan pekerjaan. Mereka terdiri atas para anggota dari organisasi yang sama ataupun hubungan anggota organ dengan para pekerja dari organisasi lain semisal supplier ataupun partner perusahaan.

Terdapat 3 faktor utama yang membedakan Tim Virtual dengan tim-tim lain yang face-to-face, yaitu :
1.         Ketiadaan komunikasi lisan-fisik;
2.         terbatasnya konteks sosial, dan
3.         kemampuan mengatasi masalah waktu dan hambatan tempat. Dalam komunikasi face-to face, orang menggunakan paraverbal seperti nada suara, intonasi, dan volume suara serta nonverbal seperti gerak mata, roman muka, gerak tangan, dan bahasa tubuh lainnya. Keduanya semakin menjelaskan komunikasi, tetapi kini hal-hal tersebut nihil di dalam Tim Virtual. Tim Virtual menderita kekuarangan laporan sosial yang manusiawi akibat interaksi langsung yang kecil diantara para anggotanya.
Pengguna umum kelompok kerja virtual:

  1.        Home Industri barang/jasa
  2.       Akuntan
  3.   .      Pengacara
  4.         Hukum Perusahaan
  5.         Toko online
  6.  .      Dokter / Terapis
  7.         Bisnis konsultan
  8.  .      Mediator / resolusi konflik
  9.       Kamar Dagang
  10. 1       Senior manajemen
  11.         Real estat
  12. 1      Perusahaan hipotek
  13. 1     Broker Saham / perencana keuangan
  14. 1      Koleksi lembaga
  15.         Jaringan kelompok
  16. 1     Pelatih / instruktur
  17.        Inkubator





Kamis, 20 Oktober 2016

INTERNET ADDICTION

*      Pengertian internet addiction
Internet addiction disorder (iad) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet dan website seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain.

*      Kriteria-kriteria internet addiction 
Kriteria untuk mengetahui seseorang telah mengalami adiksi terhadap internet diadaptasi dari kriteria-kriteria ketergantungan zat seperti disebutkan di dalam dsm-iv, yaitu :
A. Toleransi, yang ditunjukkan dalam perilaku sebagai berikut : 
• kebutuhan meningkatkan waktu penggunaan internet untuk mendapatkan kepuasan dan mengurangi efek keinginan terus-menerus memakai internet. 
• secara nyata mengurangi efek keinginan tersebut dengan melanjutkan pemakaian internet dengan waktu yang sama terus menerus.
B. Withdrawal, yang termanifestasikan ke dalam salah satu ciri-ciri berikut : 
•  kesulitan untuk menghentikan atau mengurangi pemakaian internet, agitasi psikomotor, kecemasan, secara obsesif memikirkan tentang apa yang sedang terjadi di internet, fantasi atau mimpi tentang internet, sengaja atau tidak sengaja menggerakkan jari-jari seperti gerakan sedang mengetik dengan komputer. 
• pemakaian internet atau layanan online yang mirip untuk melepaskan diri atau menghindarkan diri dari simptom-simptom withdrawal.
C. Sering menghabiskan waktu mengakses internet lebih lama dari yang direncanakan
(kehilangan orientasi waktu).
D. Gagal mewujudkan keinginan untuk mengurangi atau mengontrol pemakaian internet.
E. Menghabiskan banyak waktu dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan internet
(misalnya membeli buku-buku tentang internet, mencoba-coba browser www baru, dan
mengatur material-material hasil dari download).
F. Terganggunya kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keluarga, lingkungan,
Pekerjaan akibat pemakaian internet.
G. Tetap menggunakan internet secara berlebihan meskipun sudah memiliki pengetahuan
Mengenai dampak-dampak negatif dari pemakaian internet secara berlebihan.

*      Beberapa bentuk gejala kecanduan internet atau internet addiction disorder (iad).
·       Kurangnya tidur dan kelelahan,
·       Mendapat nilai yang buruk dalam studi
·       Performa kerja yang menurun
·       Lesu dan kurangnya fokus.
·       Cenderung kurang terlibat dalam aktivitas dan hubungan sosial, kurang bisa bersosialisasi,
·     Berbohong tentang berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk online dan juga tentang permasalahan-permasalahan yang mereka tunda karenanya.
·   Kebanyakan dari orang-orang yang kecanduan internet adalah mereka yang mengalami depresi berat, kecemasan.
·    Keasyikan dengan internet dengan tujuan tertentu yang orang lain tidak boleh tahu.Biasanya anak akan merahasiakan saat ditanya orang tua, “lagi ngapain sih di internet?”
·       Bersikap defensive untuk berlama-lama online. Mereka akan marah jika waktu online-nya dibatasi.
·     Mulai memakai uang jajan atau uang untuk kebutuhan penting lain demi bisa online atau membeli gadget baru.
·       Gagal mengontrol perilaku, termasuk perilaku agresif. Mengalami euphoria setiap kali terlibat pada segala hal yang menyangkut komputer atau aktivitas internet.
·       Tak bisa mengatur waktu online
·       Mengorbankan waktu tidur demi bisa online.
·       Marah saat koneksi internet terputus.
·       Memeriksa email atau pesan online secara kompulsif sepanjang hari.
·       Tetap berusaha online walau sedang waktunya sekolah atau belajar.
·       Lebih senang menghabiskan waktu online ketimbang bersama teman atau keluarga.
·       Tidak tertarik melakukan aktivitas menarik di dunia nyata, lebih senang di depan komputer.
*      Jenis-jenis internet addiction
Berikut sub-sub tipe dari internet addiction menurut kimberly s. Young, et. Al. (2006) :

  • Cybersexual addiction
       Termasuk ke dalam cybersexual addiction antara lain adalah individu yang secara kompulsif mengunjungi website-website khusus orang dewasa, melihat hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas yang tersaji secara eksplisit, dan terlibat dalam pengunduhan dan distribusi gambar-gambar dan file-file khusus orang dewasa.

  • Cyber-relationship addiction
       Cyber-relationship addiction mengacu pada individu yang senang mencari teman atau relasi secara online. Individu tersebut menjadi kecanduan untuk ikut dalam layanan chat room dan seringkali menjadi terlalu-terlibat dalam hubungan pertemanan online atau terikat dalam perselingkuhan virtual.

  • Net compulsions
    Yang termasuk dalam sub tipe net compulsions misalnya perjudian online, belanja online, dan perdagangan online.

  •  Information overload
          Information overload mengacu pada web surfing yang bersifat kompulsif

  • Computer addiction
         Salah satu bentuk dari computer addiction adalah bermain game komputer yang bersifat obsesif.

*      Kasus internet addiction :

Kemajuan teknologi merupakan suatu fenomena yang dinikmati masyarakat sedunia. Tidak hanya mempermudah sekaligus mempersingkat waktu dalam upaya pencarian informasi saja, namun teknologi juga memberikan setiap individu di era modern ini kesempatan untuk menjalin komunikasi antar satu sama lain, bahkan dengan sosok atau sesuatu yang pada awal mulanya tergolong asing.
Kemajuan teknologi juga dapat mempermudah seseorang untuk melakukan kegiatan ekonomi secara mudah dan cepat. Kegiatan ekonomi yang bisa dilakukan dengan berbasis internet salah satunya adalah online shop. Online shop dapat mempermudah seseorang untuk melakukan transaksi jual beli, terutama mudah untuk orang yang sibuk sehingga lebih memilih untuk membeli barang-barang secara online dibandingkan dengan membelinya secara langsung ke toko.
Berbelanja secara online dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Sehingga banyak konsumen yang lebih memilih online shop dibandingkan membelinya di pasar atau mall. Biasanya yang lebih banyak menggunakan online shop adalah kaum wanita. Karena online shop bisa mempermudah dalam berbelanja dan tidak membutuhkan tenaga, banyak wanita yang menjadi lebih konsumtif dan juga banyak wanita yang lebih malas kemana-mana karena telah dipermudahkan dengan adanya online shop. Pada online shop, barang yang disediakan selalu tersedia dan lebih update menyebabkan banyak orang sulit merasa puas, entah karena tidak menemukan barang yang sesuai atau ada faktor yang lainnya. Dengan adanya online shop, banyak orang yang lebih sering menggunakan gadget atau handphone dibandingkan dengan berinteraksi langsung dengan orang lain. Akibatnya, banyak orang menjadi lebih anti sosial.
*      Faktor etiologi
Kecanduan didefinisikan sebagai dorongan kebiasaan untuk terlibat dalam aktivitas tertentu atau menggunakan zat, bukan dengan berdiri konsekuensi buruk pada individu fisik, sosial, spiritual, mental, dan kesejahteraan finansial. Alih-alih mengatasi hambatan hidup, mengatasi stres sehari-hari dan menghadapi trauma masa lalu atau sekarang, pecandu merespon maladaptif dengan beralih ke mekanisme koping semu. Biasanya, kecanduan memanifestasikan karakteristik psikologis dan fisik. Sebagai kecanduan perilaku, fokus pada isu-isu psikologis yang meningkatkan konsumsi internet adalah membantu untuk membantu dalam pemahaman klinis mengapa orang berlebihan.
Cognitive-behavioral model: kecanduan teknologi sebagai bagian dari kecanduan perilaku: kecanduan internet menampilkan komponen inti dari kecanduan (kedudukan kentara, mood modifikasi, toleransi, penarikan, konflik dan kambuh). Dari perspektif ini, pecandu internet ditampilkan arti-penting kegiatan, sering mengalami keinginan dan perasaan disibukkan dengan internet saat offline. Ia juga menunjukkan bahwa menggunakan internet sebagai cara untuk menghindari perasaan mengganggu, mengembangkan toleransi internet untuk mencapai kepuasan, mengalami penarikan, kapan mengurangi penggunaan intenet, penderitaan saat meningkatnya konflik dengan orang lain karena aktivitas, dan kambuh kembali ke internet juga tanda-tanda kecanduan. Model ini telah diterapkan pada perilaku seks tersebut, berjalan, konsumsi makanan, dan perjudian.